Inilah Istighfar Mustajab Untuk Mencegah Banjir ( Harap di baca, PENTING )


Pada shalat Jum’at lalu, isi khutbah sang khatib menginspirasi saya untuk membuat tulisan ini. Tema yang diangkat oleh sang khatib (kurang lebih) adalah “Istighfar Penolak Bencana”. Beliau menjelaskan bagaimana bencana alam silih berganti menimpa negeri ini, mulai dari gunung berapi, tsunami, dan yang terakhir adalah banjir besar di Jakarta. Kemudian beliau berkata bahwa ini semua adalah tanda-tanda bahwa masyarakat kita sudah jauh dari ‘agama’. Dan ia mengatakan bahwa jalan satu-satunya untuk mengatasi permasalahan itu adalah “beristighfar”.
QS 8 Al Anfaal (Harta Rampasan Perang) : 33
… Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka MEMINTA AMPUN (BERISTIGHFAR).
Beliau juga menyebut beberapa hadits, yang semuanya berkisar pada pertanyaan para sahabat kepada Rasulullah SAW, tentang bencana yang menimpa mereka, mulai dari kekeringan hingga kematian. Dan semua jawaban Rasulullah SAW terhadap berbagai pertanyaan tersebut hanya satu : “Perbanyak istighfar.”
Sampai di sini tidak ada yang perlu diperdebatkan. Kemudian beliau melanjutkan : “Oleh karena itu para jemaah, jika kita semua bangsa Indonesia yang Muslim mampu bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah seraya mengucapkan kalimat istighfar : “astaghfirullah’aladziim”, maka insya Allah negeri ini akan langsung terbebas dari segala permasalahan dan bencana yang senantiasa menimpa negeri ini!”
Ini yang sedikit perlu dikoreksi.
Saya katakan bahwa inilah kerancuan berpikir yang seringkali terjadi di kalangan umat Islam. Bagaimana umat Islam masih seringkali memandang kalimat-kalimat basmallah, hamdallah, istighfar, dll itu seolah-olah sebagai “mantera-mantera” atau “magic words”.
Sebagai seorang Muslim, saya beriman kepada Al Qur’an, dan saya juga menerima hadits-hadits yang disebutkan oleh khatib tersebut. Akan tetapi .. ayolah, jangan memandang ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut sedangkal itu. Sesungguhnya pengertian “istighfar” itu lebih dalam dibandingkan sekedar mengucapkan di bibir, kalimat berbahasa Arab : “astaghfirullah’aladzim”.
Pengertian “istighfar” adalah “memohon ampun kepada Allah (sembari berjanji tidak akan mengulanginya lagi)”.
Dalam kasus banjir Jakarta misalnya. “Istighfar” akan bisa menyelamatkan warga Jakarta dari banjir di masa yang akan datang apabila seluruh warga Jakarta memohon ampun kepada Allah, dan berjanji untuk tidak lagi :
Membuang sampah sembarangan, terutama di sungai dan selokan.
Merusak hutan yang berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap banjir.
(Bagi Pemerintah dan Wakil Rakyat) Meminta bagian dari pekerjaan-pekerjaan pada pembangunan infrastruktur kota, yang mengakibatkan hasil pembangunan tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Berbondong-bondong pindah ke kota Jakarta hanya untuk mengejar materi, sehingga dari tahun ke tahun jumlah penduduk Jakarta selalu meningkat.
Inilah bentuk “istighfar” yang sesungguhnya, dan lakukanlah itu dengan penuh rasa tanggung jawab secara moral kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta.
Jadi bukannya ramai-ramai mengucapkan mantera : “astaghfirullah’aladzim”, kemudian tiba-tiba banjirnya bisa hilang, apalagi menyalahkan patung telanjang yang ada di Istana Merdeka!
Allah tidak sedang bermain trik sulap, apalagi menjadikan kita seperti Harry Potter yang harus menguasai berbagai macam mantera untuk mencapai kesejahteraan hidup. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini ada oleh karena “sebab akibat”. Barang siapa mencederai alam, maka alam tidak akan bersahabat.
Al Qur’an sangat jelas mengatakan bahwa berbagai bencana yang melanda manusia itu adalah akibat tangan-tangan mereka sendiri :
QS 42 Asy Syura (Musyawarah) : 30
Dan apa MUSIBAH yang menimpa kamu maka adalah DISEBABKAN oleh PERBUATAN TANGANMU SENDIRI, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
QS 4 An Niisa (Wanita) : 79
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka dari (KESALAHAN) DIRIMU SENDIRI. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
QS 30 Ar Ruum (Bangsa Romawi) : 41
Telah nampak KERUSAKAN DI DARAT DAN DI LAUT DISEBABKAN karena PERBUATAN TANGAN MANUSIA, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Jadi rumusnya sudah jelas, bahwa siapa yang berbuat maka ia akan memetik buahnya. Bencana yang terjadi adalah akibat manusia itu sudah tidak lagi bersahabat dengan alam. Itulah Sunatullah atau rumusan semesta yang telah digariskan-Nya, dan sekali lagi Allah tidak sedang menciptakan “dunia sihir” beserta mantera-manteranya.
Seorang Muslim sejati akan senantiasa memohon ampun kepada-Nya, seraya berjanji tidak akan mengulangi lagi segala kesalahannya.
Seorang Muslim yang memohon ampun dengan sebenar-benarnya tidak akan lagi mau merusak alam, tidak peduli lingkungan, dan mengeksploitasi alam untuk kepentingan pribadi.
Jika itu kesadaran yang bisa dijalankan bersama-sama oleh segenap umat Islam di Indonesia, insya Allah negeri ini akan benar-benar terhindar dari bencana alam.
QS 8 Al Anfaal (Harta Rampasan Perang) : 33
… Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka MEMINTA AMPUN (BERISTIGHFAR).
Allahu’alam …
Semoga bermanfaat!!

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Inilah Istighfar Mustajab Untuk Mencegah Banjir ( Harap di baca, PENTING ) ini dipublish oleh Unknown pada hari Jumat, 20 Februari 2015. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Inilah Istighfar Mustajab Untuk Mencegah Banjir ( Harap di baca, PENTING )
 

0 komentar:

Posting Komentar