... Pilih Menikah atau Kuliah? ... (Dua Dilema : Ibadah atau Maksiat)

Bagaimana jika dirimu hai ukhti, mendapat pinangan dari seorang ikhwan yang sholeh dan pemahaman agamanya tak diragukan, sedangkan engkau masih kuliah dan bagimu studi adalah nomor satu?
engkau pasti dilema bukan..?
(yang ini namanya dilema dalam kebaikan dan ibadah).
Nah, ulasan ini mungkin bermanfaat untuk pertimbanganmu..

Ukhti.. lelaki sholeh itu belum tentu datang 2x dalam seumur hidupmu. Artinya jodoh yang sholeh itu mahal harganya, sulit dicari.
Dan jauh lebih mahal dibandingkan dengan karier dunia yang sedang kau kejar. karena kebanyakan orang, tak bisa dipungkiri, bahwa seseorg itu rela menempuh pendidikan tinggi dengan biaya besar adalah untuk mengejar karier dunia. Artinya, agar suatu saat dapat bekerja di tempat bergaji besar sehingga uang yang sudah dikeluarkan untuk biaya pendidikan bisa terganti, hehe kira2 logikanya begitu bisa diterima gak ya?
Apalagi para orangtua sering menasehati, 'Sekolah yabg tinggi dan pinter biar nanti dapat pekerjaan yang mapan..'. Tuuuh bener kan? hihi.. :D

Tahukah anti..?
Jodoh yang sholeh itu lebih mahal dari segala karier dunia itu. Jodoh yang sholeh akan mengajakmu ke surga (insyaAllah), sedangkan karier kan belum tentu. apalagi jika nantinya engkau berkarier ditempat kerja yang rawan KKN. Bila masuk kedalamnya, berarti rawan dalam kubangan dosa. Bila tak ikut andil, maka akan dimusuhi teman2. Nah tuuuuh, Tul gak..? (dan yang ini namanya dilema dalam kemaksiatan).

Jadiii.. lebih mudah mana, memilih dilema dalam ibadah atau dilema dalam kemaksiatan..?

So. .hartamu yang paling mahal bukan suksesnya kariermu, bukan gelar Sarjana atau Master..tapi jodoh atau suami yang sholeh.
Meski begitu, bukan berarti saya mengatakan bhwa pendidikan tinggi itu gak penting lho yaa..
Semua itu penting. Tapi alangkah baeknya urusan akhirat sebaiknya menjadi prioritas utama daripada urusan dunia.
Bukankah begitu..?

Diterima monggo, tidak diterima ya tidak apa2 hehe.. :B

Meskipun tidak sedikit diantara sahabat-sahabat saya yang berani memutuskan untuk menikah muda, menikah saat duduk di bangku kuliah. Namun tidak sedikit pula yang takut untuk mengambil keputusan ini. Sebagian besar dari mereka masih menyimpan seribu alasan untuk perkara ini. Mereka masih merasa takut seandainya saat menikah kelak, kebutuhannya tak mampu dipenuhi. Masih khawatir kuliahnya akan keteteran, takut orang tua tidak memberi SIM. Takut tidak bisa membagi waktunya, tidak bisa membagi perhatian, takut menjadi penganguran, merasa belum cukup ilmu lah. dan lain-lain. Sesungguhnya ujian-ujian ini akan membuat jalan perjuangan kalian terasa lebih indah bukan? Berjuanglah…wahai sahabat.pasangan-hidup

Tetapi tidak jarang pula, kekhawatiran itu dimunculkan dari pihak orang tua. Mereka ikut memberikan “dalil” dalam kekhawatiran ini. Orang tua terlalu khawatir, setelah menikah kelak anaknya akan lalai terhadap tanggung jawabnya. Khawatir sang anak tidak mampu menyelesaikan kuliahnya, sehingga sandang Sarjana Teknik hilang begitu saja.

Upss…..khawatir masa depan anaknya akan berantakan, dan seterusnya.

Tapi wajar bukan?

Itulah sisi lain dari kasih sayang orang tua terhadap buah hatinya yang beranjak dewasa. Sebenarnya, banyak sahabat-sahabat saya yang mampu membuktikan tetap eksis walaupun menikah saat masih kuliah. Mampu mencukupi kebutuhannya, silaturahim pun tetap terjaga. Bahkan sahabat saya mampu menghadiahkan insan mungil nan lucu pada kedua orang tua serta mertuanya, padahal beliau masih kuliah.

Insya Allah, mereka itulah yang bisa membagi waktu dengan baik. Membagi waktu antara kuliah, keluarga barunya, serta keluarga besarnya. Mereka mampu menyeimbangkan kewajiban-kewajibannya. Jika ada hambatan dalam menyelesaikan kuliah, maka hal ini perlu ditelisik akar permasalahnya. Mungkin saja hal itu terjadi karena kekurang siapan salah satu pihak atau keduanya dalam menyelami bahtera rumah tangga. Tidak dapat dipungkiri memang, setelah menikah masalah yang dihadapi sepasang insan ini akan lebih kompleks, bila dibandingkan saat belum menikah. Lebih-lebih dalam urusan finansial rumah tangga. Apalagi setelah ada buah hati ditengah-tengah mereka.

Namun sekali lagi, bukan berarti keputusan untuk menikah saat kuliah itu mutlak salah. Apalagi jika hal itu didasari niat untuk menjaga kehormatan diri dan menyempurnakan separuh agama. Adapun suatu pernikahan dan perkuliahan agar berjalan seiring, maka harus ada kesiapan mental dan ilmu dari kedua belah pihak. Meskipun masih kuliah, pihak lelaki pun tidak boleh melupakan kewajibannya untuk memberi nafkah keluarganya. Seorang suami harus jeli melihat peluang-peluang usaha produktif. Dari bekal ilmu perkuliahan, insya Allah lebih dari cukup untuk meraup sedikit rizkiNya. Misalnya dengan menulis buku, membuka bimbingan belajar, jasa printing spanduk, reparasi barang elektronik, montir, counter pulsa, jaga warnet, dan seterusnya.

Sungguh perkara-perkara ini lebih baik daripada tergoda untuk melakukan zina. Orang tua pun, kadang baru mau menikahkan anaknya, setelah putri semata wayangnya hamil di luar nikah. -Semoga hal ini tidak terjadi pada saudara serta saudari kita-. Bukankah lebih baik, bila godaan syahwat sudah begitu hebat, seorang mahasiswa serta mahasiswi segera menikah?

Tidak perlu menunggu hingga selesai kuliah, kadang kala dalam masa menunggu itu, banyak sekali godaan membentang di depan mata kita. Bila tak kuat menahan, terjerumuslah dirinya dalam zina.

“Wahai pemuda, barang siapa yang telah mampu, hendaknya menikah, sebab menikah itu akan menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jangan takut wahai pemuda. Allah ‘azza wa jalla telah menjanjikan dalam firmanNya. Artinya: …………Jika mereka miskin Allah akan mampukan mereka dengan KaruniaNya. Dan Allah maha luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur:32)

Lalu, bagaimanakah dengan kalian wahai sahabat? Menikah? Atau berPuasa?

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel ... Pilih Menikah atau Kuliah? ... (Dua Dilema : Ibadah atau Maksiat) ini dipublish oleh Unknown pada hari Sabtu, 12 Januari 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan ... Pilih Menikah atau Kuliah? ... (Dua Dilema : Ibadah atau Maksiat)
 

0 komentar:

Posting Komentar